Oleh : Alexander Yosua Galen )*
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam perjuangannya melawan narkoba. Perang ini bukan hanya tugas pemerintah atau penegak hukum, melainkan tugas bersama seluruh elemen masyarakat. Narkoba telah merusak kehidupan banyak orang, mengancam masa depan generasi muda, dan mengganggu stabilitas sosial. Upaya pemberantasan narkoba harus melibatkan kolaborasi lintas sektor, dengan komitmen dari pemerintah daerah, aparat penegak hukum, masyarakat, hingga sektor swasta.
Semua pihak harus bersatu, bergandengan tangan, demi Indonesia yang lebih baik dan bebas dari ancaman narkoba. Di berbagai daerah, langkah-langkah konkret telah diambil untuk memerangi narkoba. Melalui kerja sama yang kuat, harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah dapat terwujud.
Di Kabupaten Bangka Selatan, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan memberantas narkoba. Kepala BNN Kabupaten Bangka Selatan, Hendra Amoer, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat setempat dalam menjalankan pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan narkotika. Wilayah pesisir di Bangka Selatan menjadi jalur strategis perdagangan di Asia Tenggara, yang rentan terhadap penyelundupan narkoba.
Oleh karena itu, pengawasan ketat terhadap jalur-jalur tikus sangat penting untuk memutus rantai peredaran narkoba yang mayoritas berasal dari luar Pulau Bangka. Bahkan, komitmen kepala desa untuk menjalani tes urine menunjukkan bahwa pemimpin lokal harus menjadi teladan dalam memerangi narkoba.
Selain itu, langkah-langkah lebih lanjut dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara langsung. BNN Kabupaten Bangka Selatan berusaha menciptakan lingkungan yang bebas narkoba dengan menggandeng pemerintah daerah dan aparat keamanan setempat. Komitmen ini juga melibatkan masyarakat, yang diberdayakan untuk terlibat aktif dalam pemantauan dan pencegahan peredaran narkoba. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan perubahan nyata yang akan memberi dampak jangka panjang bagi masyarakat.
Di sisi lain, upaya pemberantasan narkoba juga dilakukan di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kepala BNN Kabupaten Donggala, Khrisna Anggara, berpendapat bahwa perang melawan narkoba di daerah ini harus dilakukan secara adaptif dan berkelanjutan. Pendekatan yang holistik diperlukan agar masalah narkoba dapat ditanggulangi dengan lebih efektif. Salah satu program unggulan BNNK Donggala adalah Desa Bersih Narkoba (Bersinar), yang melibatkan masyarakat dalam menciptakan ketahanan terhadap narkoba.
Desa Loli Dondo dan Towale menjadi contoh nyata dari desa yang berhasil membangun ketahanan sosial terhadap penyalahgunaan narkotika. Selain itu, pembentukan kelompok remaja teman sebaya yang bertugas untuk saling mengingatkan dan membantu mengatasi masalah narkoba juga semakin diperkuat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan menyeluruh dalam masyarakat.
Namun, permasalahan narkoba di Kabupaten Donggala juga menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda, terutama yang berusia 15 hingga 24 tahun, terus meningkat. Selama tahun 2024, BNNK Donggala telah menggelar puluhan tes urine, dan hasilnya cukup mengejutkan.
Sebanyak 23 orang dinyatakan positif menggunakan narkotika jenis sabu. Meskipun begitu, langkah-langkah yang diambil oleh BNNK Donggala tetap menunjukkan optimisme. Tes urine dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi salah satu pondasi penting untuk mencegah agar generasi penerus bangsa tidak terjerumus lebih dalam ke dalam dunia narkoba.
Langkah serupa juga dilakukan di Jawa Tengah. Direktur Reserse Narkoba Polda Jateng, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, menyebut tahun 2024 sebagai tahun terbaik dalam sejarah pemberantasan narkoba di provinsi tersebut. Polda Jateng berhasil mengungkap puluhan kilogram sabu dan ribuan butir ekstasi.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras aparat keamanan dalam memutus jaringan narkoba yang beroperasi di wilayah tersebut. Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir menekankan pentingnya kerja sama antara aparat penegak hukum dan masyarakat dalam memerangi narkoba. Dengan komitmen yang kuat dan sinergi yang baik, ancaman narkoba dapat ditekan dengan signifikan.
Namun, meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, perang melawan narkoba belum usai. Seperti yang dikatakan oleh para narasumber, pemberantasan narkoba memerlukan keterlibatan semua pihak. Pemerintah dan penegak hukum memiliki peran penting, tetapi masyarakat juga harus berperan sebagai benteng pertahanan pertama.
Setiap individu perlu memiliki kesadaran dan komitmen untuk menjaga diri mereka sendiri dan keluarga dari pengaruh buruk narkoba. Upaya pemberantasan narkoba harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi pengguna.
Peran masyarakat sangatlah vital dalam perang melawan narkoba. Mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat umum, semuanya harus memiliki peran yang jelas dalam mencegah penyalahgunaan narkotika. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki tugas untuk mengawasi dan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak mereka.
Sekolah juga memegang peranan penting dalam memberikan pendidikan anti-narkoba kepada para siswa, sedangkan masyarakat harus aktif dalam memberantas penyebaran narkoba di lingkungan mereka. Pemerintah dan aparat penegak hukum juga tidak bisa bekerja sendiri. Mereka membutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari narkoba.
Saatnya untuk bergerak bersama. Kita harus berkomitmen untuk melawan narkoba dengan segala cara yang kita bisa. Bersama-sama, kita akan menciptakan Indonesia yang lebih baik, lebih sehat, dan bebas dari ancaman narkoba. Mari bergandengan tangan, demi masa depan yang lebih cerah, bagi kita semua dan generasi penerus bangsa.
)* Penulis adalah Kontributor Suara Khatulistiwa